Kali ini gua mau nge-post sesuatu yang agak serius ye. Sebenarnya gua mau nge-post tentang J-Hope BTS tapi gua malah keasikan cari foto-foto die. Keasikan LOL. J-Hope lain kali aja dahh.
Jadi gua mau nge-post ini murni karena kekhawatiran gua terhadap bangsa ini (caelah). Jadi kira-kira beberapa hari pasca Bom Sarinah tanggal 14 Januari lalu, gua nonton berita di channel BeritaSatu tentang Cegah Radikalisme Sejak Dini. Kalau mau liat di YouTube silahkan, gua udah cek ternyata di YouTube ada. Nih video + linknya:
Gua sih menyarankan untuk nonton. Ini issue yang cukup memprihatinkan.
Lewat berita ini, gua melihat hasil survey dari sekitar 900-an siswa SMP-SMA Negeri di Jakarta. Gua lupa berapa persis angkanya, yang gua inget, seinget gua semua data ini antara 10-40%. Jadi, ada sekian persen siswa yang menyetujui tindak kekerasan/terorisme yang mengatasnamakan agama. Selain itu ada juga sekian persen yang menolak hormat kepada Bendera Merah Putih, dan juga menolak menyapa orang yang berbeda ras/agama.
Gua kaget saat melihat data-data ini. Apalagi yang di-survey bukan orang dewasa, tapi masih pelajar, Masih seumuran gua mungkin, atau malah lebih muda. Dan di antara mereka ada yang sudah nggak bisa toleransi sama keragaman, nggak punya rasa hormat dan nasionalisme, bahkan menyetujui terorisme. Inilah bukti kalo bibit radikalisme udah mulai ditanam sama generasi muda. Lu bisa bayangin kalo mereka yang mulai teracuni ini dibiarkan aja lalu pas gede jadi apa?
"Wah bukan Islam lu!" *JEDER* dan gua mati.
"Liat tuh banyak bule!" *BLAR* Bom bunuh diri.
Gua nggak mau Indonesia jadi negara teroris plis, korupsi ae udah kampret bener.
Btw, mungkin beberapa ada yang bingung kali ya, sebenarnya radikalisme itu apa sih? Jadi pengertian radikalisme menurut bahasa ialah suatu paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Biasanya radikalisme bisa muncul di dalam diri seseorang karena kurangnya pegangan hidup (ajaran agama yang kuat dan benar, prinsip hidup, dll.), sosialisasi yang tidak sempurna/menyimpang (mendapat nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai yang ada di masyarakat), dan kurangnya toleransi terhadap perbedaan atau keragaman. Itulah definisi dan penyebab radikalisme.
Lalu gua juga baca beberapa berita dari Internet, seperti:
Bukti udah dimana-mana. Gua nggak menyadari kalo kita udah sejauh ini disusupi radikalisme. Aliran yang keras ini kalo dibiarkan lama-lama bakal melahirkan generasi yang nggak bertoleransi, nggak nasionalis, dan pikirannya dangkal. Rasanya negara ini bisa nggak aman.
Tapi di saat yang seperti ini, gua pingin menghimbau kepada anak-anak Indonesia yang masih belum (dan semoga aja nggak akan pernah) teracuni sama radikalisme. Hey kamu, yang pikirannya masih jernih, kamulah yang beruntung. Kenapa? Karena lu mengalami proses sosialisasi yang seimbang dan sempurna. Semua lingkungan lu--keluarga, sekolah, teman--mengajarkan lu nilai-nilai yang baik dan benar. Gua juga lega gua juga tidak tertanam paham ini. Walau Sanur kadang lebay, tapi di Sanur gua diajarin pengetahuan dan nilai moral yang bener dan nggak sesat.
Gua pingin kita semua melek keadaan biar makin waspada. Dan kalo lu ketemu temen lu mulai keracuni radikalisme, please, kembalikanlah dia ke jalan yang benar. Lu nggak mau kan temen lu jadi teroris?
Yah, begitulah intinya. Post ini cukup panjang dan boring ye, wkwk. Oke dah itu aja pesan-pesan gua. BYE!~